Langsung ke konten utama

Review Buku : Canting Karya Fissilmi Hamida



Bismillah,
Assalamu’alaikum…
Insya Allah kali ini sedikit resensi tentang novel Canting ya …

Judul : Canting
Pengarang : Fissilmi Hamida
Penerbit : KMO Indonesia
Deskripsi Fisik : 358 hlm.; 21 cm

Inilah novel yang saya habiskan dalam waktu 3 jam 40 menit. Hehehe. Canting, novel karya Silmi ini bergenre romance dengan latar belakang budaya Jawa. Itu dia yang menarik bagi saya, background jawa membuat saya larut dan terus penasaran dengan ceritanya.

Novel ini menceritakan kisah perjalanan cinta Sekar dan Hadi. Mereka berasal dari strata yang berbeda. Hadi merupakan sosok lelaki yang berasal dari keluarga berada dan terpandang, sedangkan Sekar hanyalah seorang anak dari Simbok yang bekerja sebagai 'rewang' di rumah Hadi. Perjalanan cinta mereka tak semulus pandangan setiap orang. Selain status yang jauh berbeda cinta yang bermekar juga masih satu pihak, Hadi. Sedangkan Sekar ? ia masih meraba setiap keputusan yang diambil. Sebagai seorang remaja yang baru saja lulus SMA tentu saja ia mempunyai mimpi untuk melanjutkan studinya. Pilihan menikah muda adalah hal yang tak pernah ia fikirkan, ia menerima dengan terpaksa karena keputusan sepihak dari ayahnya.

Keputusan Sekar untuk menerima Hadi membutuhkan banyak pengertian. Ia takut jika menikah hanya menjadi seorang yang mengurus dapur, sumur dan Kasur. Namun, karena simbok mampu memberikan pengertian akhirnya Sekar mau menerima Hadi. Proses lamaran Hadi berlangsung begitu romantic, mereka bertemu di sebuah café. Awal pertemuan itu masih terasa canggung, Sekar masih merasa tidak pantas untuk Hadi. Untuk menerima menikah muda ia sudah ikhlas, namun ia masih memikirkan tentang perbedaan status mereka. Kemudian Hadi mencoba meyakinkan Sekar, hingga ia berlutut di hadapan sekar dan meminta Sekar menjadi istrinya. Kejadian tersebut membuat haru orang yang melihat, setiap pasang mata mengabadikan kejadian tersebut.
“Ambil cicin ini dan pasangkan di jari manismu jika kamu menerimaku, tapi kembalikan padaku jika kamu menolakku”
Sorak-soray pengunjung yang menyaksikan membuat Sekar gugup dan malu. Kemudian ia mengambil cincin yang sudah disediakan oleh Hadi sejak lama saat ia masih studi di Luar Negeri. Dengan ragu ia menyodorkan cincin itu kepada Hadi.
“Apa ini berarti kamu menolakku?”
“Cincinnya kekecilan di jari manisku”
Hadi gemas sekali, kemudian menyuruhnya memakaikan di jari manapun semuatnya cincin. Hingga Sekar memasangkan di jarinya.
“Apa ini berarti kamu menerimaku?”
Sekar mengangguk malu. Alih-alih memeluk Sekar yang dilakukan Hadi justru sujud syukur, kejadian itu semakin membuat penonton terharu dan mendoakan banyak hal baik kepada mereka.

Kejadian itu ternyata membuat heboh dunia maya. Namun ternyata kebahagiaan itu membuat luka di hati Ajeng, perempuan yang sejak lama menaruh hati pada Hadi. Ia tak terima bahwa Hadi lebih memilih Sekar ketimbang dirinya. Ia telah menunggu sejak lama, merasakan cinta dalam diam. Berharap Hadi akan segera meminangnya, tetapi yang ia dapati justru kabar lamaran Hadi dengan Sekar. Hadi yang baru mengetahui perasaan Ajeng memilih untuk mempercepat tanggal pernikahan Ia dengan Sekar. Ia berfikir bahwa dengan pernikahan ini, Ajeng tidak lagi mengganggunya dan mau menerima dengan lapang. Namun perkiraan Hadi salah, Ajeng hadir saat pernikahan mereka tetapi tampilan Ajeng sangat mencolok seolah ingin menjelaskan bahwa dirinya lebih baik dari Sekar, bahkan ia mengucapkan selamat kepada Sekar dengan Bahasa Prancis. Namun ajaibnya, Sekar mampu membalas dengan Bahasa Prancis juga, hal ini membuat Hadi begitu takjub dan heran. Dari mana sekar belajar Bahasa Asing.

Tingkah polah Ajeng tak sampai pada pernikahan saja, ia selalu mengganggu Hadi selalu mengirimi pesan-pesan perhatian dan menelpon setiap saat. Bahkan tak sungkan ia menghampiri Hadi. hal ini membuat luka tersendiri bagi Sekar. Belum lagi hubungan ia dengan Ayahnya yang tak pernah akur. Ayahnya yang menginginkan anak laku-laki dan menganggap bahwa anak perempuan tidak menguntungkan bagi dirinya membuat Sekar tidak mendapatkan kasih sayang seorang ayah sedari kecil. Ayahnya menerima pinangan Ibu Hadi hanya karena mereka dari keluarga yang kaya.

Tak sampai disitu, lelah Sekar menghadapi polah Ajeng yang tak berkesudahan. Hubungan mereka diuji lagi dengan kebakaran rumah produksi batik milik ibunya, sehingga konsentrasi Hadi oleng dan terjadilah kecelakaan yang menyebabkan kaki Hadi patah dan harus menggunakan kursi roda sampai sembuh.

Novel ini merupakan novel tentang kehidupan pasca menikah yang umumnya dialami oleh masyarakat. Tentang orang ketiga, tentang pandangan orang lain terhadap pilihan pasangan hidup kita, tentang restu orang tua, bahkan hal terkecil yang berpengaruh besar terhadap keberlangsungan pernikahan itu : saling memahami, mengerti, menerima segala kekurangan dan kelebihan pasangan. Serta tentang menguatkan, meyakinkan untuk terus dan mampu bertahan menghadapi kerikil-kerikil kehidupan pernikahan.

Bahasa yang digunakan dalam novel ini memang sangat mudah dipahami, meski banyak menggunakan Bahasa Jawa namun tetap ada translate sehingga mudah dipahami dan menjadi daya Tarik tersendiri. Terlebih ada banyak filosofi yang dituliskan, dijabarkan secara detail, merupakan nilai plus yang membuat novel ini sarat hikmah.

Demikian resensi novel canting ini. Lebih dan kurangnya semoga membuat teman-teman tertarik untuk membaca novel ini. Membuat teman-teman semakin suka untuk membaca. Karena setiap orang terlahir sebagai pembaca, temukan bukumu dan jadilah best reader untuk dirimu sendiri.

Billahi fii sabililhaq, fastabiqul khoirot.
Wassalamu’alaikum

You can find me on IG : @ummi.l J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku : Bertumbuh

Judul : Bertumbuh Pengarang : Satria Maulana, Kurniawan Gunadi, Iqbal Hariadi, Mutia Prawitasari, Novie Ocktaviane Mufti Penerbit : Langitlangit Tahun Terbit : 2018 Deskripsi Fisik : xvi + 297 hlm.; 20cm Bertumbuh merupakan sebuah buku nasihat, cerita-cerita perjalanan bertumbuh dari setiap penulis. Banyak hal yang diceritakan dalam buku ini. Setiap tema yang ada diisi oleh setiap penulis. Buku ini ditulis dengan beberapa topik. Diambil dari ciri-ciri orang bertumbuh menurut para penulis. Ciri-ciri tersebut yakni : 1. Bangun pagi. Dia memiliki cita-cita untuk dicapau setiap hari. Pada bagian ini, para penulis menceritakan proses awal mereka bertumbuh. Memberikan gambaran-gambaran awal bertumbuh, mindset untuk berfikir kedepannya. 2. Fokus pada tujuan hidupnya. Bukan pada "apa" atau "yang mana" jalannya, melainkan bagaimana cara menjalaninya. Memberikan gambaran tentang hal-hal apa saja yang kemudian muncul saat perjalanan bertumbuh. 3. Tidak iri dengan...

Review Buku : Teman Imaji karya Mutia Prawitasari

Bismillah... Judul : Teman Imaji : tentang anak kota hujan Pengarang : Mutia Prawitasari Penerbit : CV IDS Distributor : Langitlangit.yk Tahun terbit : 2019 Deskripsi Fisik : ix + 431 hlm.; 20 cm ISBN : 9786027239500 "Segala sesuatu di dunia ini punya pola. Termasuk hujan.... Januari paling awet, paling tak kenal henti. Februari paling warna-warni. Maret paling banyak petirnya. April paling keras, paling besar bulir-bulirnya. Mei paling aneh, hujan tapi panas, tapi hujan. Juli paling tabah. Oh, itu kata Sapardi Djoko Damono, penyair. Paling jarang hujan. Juni paling berisik bunyinya. Agustus paling sederhana, kalau hujan ya hujan, kalau tidak ya tidak. September palinh romantis, datangnya sore-sore senja. Oktober paling semangat. November paling teduh, paling wangi baunya. Desember palinh lembut, paling kecil bulir-bulirnya. Plus paling banyak pelangi" hal. 122 Teman imaji adalah teman yang tidak nyata. Bagi Kirana yang sering dipanggil Kica bertemu dengan Bany...