Langsung ke konten utama

Diskusi Rasa #2 : Pura-pura Tidak Tahu, Mematikanku

Cinta dalam diam. Pura-pura tidak tahu, atau tidak ingin mengetahuinya karena dengannya tanpa merusak suasana adalah hal yang berharga.

Aku selalu tak punya kata. Untuk sekedar mengungkapkan rasa. Pengecut memang. Tapi sungguh rangkaian kata yang indah itu, hilang saat aku ingin menuliskan tentangmu. Hilang bersama rasa yang dengan sengaja aku matikan.

Aku tahu, dulu kau punya rasa padaku. Tapi aku selalu menampiknya. Berpura-pura tidak tahu. Aku memang tidak suka! Tapi aku tak ingin kehilanganmu. Aku sayang tapi tak ingin lebih dari teman.

Saat kau mencintaiku dengan penuh rasa. Aku justru menyayanginya dengan menggila. Tapi kau dengan sabarnya untuk selalu ada.

Untuk menyayangimu aku penuh logika. Tak ingin kamu yang seperti itu, seperti ini, harusnya begitu, begini. Ah rumit aku membuatnya. Agar apa ? Agar aku tak mencintaimu begitu dalam.

Aku terluka, ketika kamu bersamanya. Tapi yaa bagaimana. Aku harus menyadarinya, bahwa seseorang akan memilih pergi saat ia merasa tak lagi sanggup bertahan.
Dan uniknya, kita justru membuat kesepakatan.

"Kalau memang kita tak bisa bersama, maka semoga anak-anak kita kelak bisa bersama ya"

Bodohnya aku mengamini itu semua.
Aku terluka dan menganggapmu adalah orang terjahat yang pernah ada. Aku lupa, bahwa kemarin akupun meninggalkan luka. Perlahan aku berdamai dan kemudian kita bersama seperti biasa. Seorang teman.

Kini aku sadar mengapa kita tak pernah bertukar cerita tentang dia. Aku yang masih saja meyakini bahwa kamu akan terluka oleh ceritaku.

Dan kemudian, melepasmu untuk kesekian kalinya bukanlah hal yang mudah. Dulu aku tak menyadari bahwa kamu menempati ruang tersendiri sehingga baik-baik saja aku melepasmu sendirian. Tapi menghadapi kenyataan bahwa rasa ini terlalu dalam menjadikanku harus menerima atas segala ketetapan.

Dan aku harus menepis pertanyaan,
Apakah kita telah usai ?

Jraganan - Bodeh
Senin, 10 Juni 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku : Canting Karya Fissilmi Hamida

Bismillah, Assalamu’alaikum… Insya Allah kali ini sedikit resensi tentang novel Canting ya … Judul : Canting Pengarang : Fissilmi Hamida Penerbit : KMO Indonesia Deskripsi Fisik : 358 hlm.; 21 cm Inilah novel yang saya habiskan dalam waktu 3 jam 40 menit. Hehehe. Canting, novel karya Silmi ini bergenre romance dengan latar belakang budaya Jawa. Itu dia yang menarik bagi saya, background jawa membuat saya larut dan terus penasaran dengan ceritanya. Novel ini menceritakan kisah perjalanan cinta Sekar dan Hadi. Mereka berasal dari strata yang berbeda. Hadi merupakan sosok lelaki yang berasal dari keluarga berada dan terpandang, sedangkan Sekar hanyalah seorang anak dari Simbok yang bekerja sebagai 'rewang' di rumah Hadi. Perjalanan cinta mereka tak semulus pandangan setiap orang. Selain status yang jauh berbeda cinta yang bermekar juga masih satu pihak, Hadi. Sedangkan Sekar ? ia masih meraba setiap keputusan yang diambil. Sebagai seorang remaja yang bar...

Review Buku : Bertumbuh

Judul : Bertumbuh Pengarang : Satria Maulana, Kurniawan Gunadi, Iqbal Hariadi, Mutia Prawitasari, Novie Ocktaviane Mufti Penerbit : Langitlangit Tahun Terbit : 2018 Deskripsi Fisik : xvi + 297 hlm.; 20cm Bertumbuh merupakan sebuah buku nasihat, cerita-cerita perjalanan bertumbuh dari setiap penulis. Banyak hal yang diceritakan dalam buku ini. Setiap tema yang ada diisi oleh setiap penulis. Buku ini ditulis dengan beberapa topik. Diambil dari ciri-ciri orang bertumbuh menurut para penulis. Ciri-ciri tersebut yakni : 1. Bangun pagi. Dia memiliki cita-cita untuk dicapau setiap hari. Pada bagian ini, para penulis menceritakan proses awal mereka bertumbuh. Memberikan gambaran-gambaran awal bertumbuh, mindset untuk berfikir kedepannya. 2. Fokus pada tujuan hidupnya. Bukan pada "apa" atau "yang mana" jalannya, melainkan bagaimana cara menjalaninya. Memberikan gambaran tentang hal-hal apa saja yang kemudian muncul saat perjalanan bertumbuh. 3. Tidak iri dengan...

Review Buku : Teman Imaji karya Mutia Prawitasari

Bismillah... Judul : Teman Imaji : tentang anak kota hujan Pengarang : Mutia Prawitasari Penerbit : CV IDS Distributor : Langitlangit.yk Tahun terbit : 2019 Deskripsi Fisik : ix + 431 hlm.; 20 cm ISBN : 9786027239500 "Segala sesuatu di dunia ini punya pola. Termasuk hujan.... Januari paling awet, paling tak kenal henti. Februari paling warna-warni. Maret paling banyak petirnya. April paling keras, paling besar bulir-bulirnya. Mei paling aneh, hujan tapi panas, tapi hujan. Juli paling tabah. Oh, itu kata Sapardi Djoko Damono, penyair. Paling jarang hujan. Juni paling berisik bunyinya. Agustus paling sederhana, kalau hujan ya hujan, kalau tidak ya tidak. September palinh romantis, datangnya sore-sore senja. Oktober paling semangat. November paling teduh, paling wangi baunya. Desember palinh lembut, paling kecil bulir-bulirnya. Plus paling banyak pelangi" hal. 122 Teman imaji adalah teman yang tidak nyata. Bagi Kirana yang sering dipanggil Kica bertemu dengan Bany...